Masih dalam rangkaian acara 'Mengenang Satu Abad Sri Sultan Hamengkubuwana IX', 14 April 2012 terselenggara kirab budaya Indonesia Timur Voice From The East (VOTE). Kirab budaya ini diikuti oleh 84 kontingen peserta dari berbagai daerah penjuru Indonesia dimulai dari area parkir Abubakar Ali sepanjang Jalan Malioboro dan finish di halaman KONI, sebelum alun-alun utara Jogja. Voice From The East yang berarti 'Suara dari Timur' mengisyaratkan bahwa daerah-daerah Indonesia Timur mendukung keistimewaan kota Jogja. Berbagai kesenian dan adat dibawakan oleh teman-teman mahasiswa ataupun perwakilan dari daerah-daerah Indonesia, diantaranya dari NTT, Flores, Kalimantan Timur, Sulawesi, NTB, Maluku, dan beberapa daerah lainnya yang ada di Indonesia Timur. Tidak hanya dari Indonesia bagian timur, dari Bantul, Wonosari, Kulon Progo, bahkan anak-anak TK juga turut meramaikan acara kirab budaya ini. Tujuannya hanya satu, walaupun berbeda-beda namun kita tetap satu jua. Bhinneka Tunggal Ika!
Acara dimulai pukul 14.00 WIB dari area parkir Abubakar Ali, namun saya langsung menuju ke halaman KONI yang menjadi tempat perform para peserta disambut oleh Sri Sultan HB IX, GKR Hemas, dan artis Glenn Fredly. Menunggu cukup lama, baru pukul 16.00 peserta sampai ke perempatan 0 kilometer setelah melintas di sepanjang Jalan Malioboro. Masyarakat pun sudah memadati sepanjang jalan, ingin menyaksikan pawai ini. Sembari menunggu Sultan HB X rawuh, disajikan tarian 5 bidadari dari NTT. Tak lama setelah itu terlihat mobil sedan hitam berplat nomor AB 1, Sri Sultan HB X rawuh dengan mengenakan kaos putih bertuliskan 'VOTE' langsung naik ke panggung utama yang disitu sudah ada Glenn Fredly. Segera saja rombongan peserta pawai memasuki arena perform dengan dikawal oleh Jeep kuning diikuti pick up sound system.
Tari 5 Bidadari
Kesenian Jathilan
Dibuka oleh penampilan dari PAM WAL dengan tarian barikadenya mengenakan seragam kebanggaan merah-hitam. Disusul oleh Topeng Ireng, dan kesenian-kesenian lain dari berbagai daerah seperti barongsai, jathilan, tarian adat, dll. Sri Sultan menyambut para peserta dengan lambaian tangan dan tepuk tangan sebagai bentuk apresiasi atas penampilan yang sangat menarik. Masyarakat pun terhibur dengan apa yang mereka lihat, keberagaman pakian adat, seni, dan budaya ditampilkan dengan suasana dinamis. Anak-anak dari TK Lempuyangwangi turut menampilkan drum band perkusinya dipandu oleh guru-guru mereka. Beberapa anak dinaikkan ke panggung memberikan sebuah karya sederhana untuk Sultan HB X, beliau dengan sigap menyambut mereka dengan pelukan dan kecupan. Sungguh kebersamaan yang hangat.
Di sela-sela pertunjukan, Sri Sultan HB X memberikan pidato sambutan singkat yang isinya sungguh luar biasa. Intinya, Beliau berterimakasih sekali atas kerjasama terselenggaranya kirab budaya ini yang terdiri dari bermacam-macam suku, kesenian, adat, dan identitas etnik berbaur menjadi satu dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika untuk Indonesia. Jogja memberi ruang yang luas untuk warga luar jogja untuk mengekspresikan kesenian dan budaya dari tanah kelahiran masing-masing. "Ini juga rumah kita sendiri" Yogyakarta sebagai simbol budaya dan rumah bagi keberagaman Indonesia. Sri Sultan HB X mendorong para mahasiswa luar Jogja untuk segera menyelesaikan pendidikannya, bergaul dengan etnik lain sehingga terjadi pertukaran kebudayaan yang beragam. Namun Beliau berpesan, walaupun anda tinggal di Jawa dan wajar kalau bisa berbahasa jawa, tapi anda bukan warga jawa! Anda tetap warga NTT, Kalimantan, Sulawesi, dll dimanapun anda berasal. Jangan jadi orang jawa! Karena asal-usul kebudayaan dijamin oleh konstitusi dan identitas etnik wajib dilestarikan. Jadi bangga lah anda menampilkan kesenian dari tanah kelahiran anda masing-masing. Keberagaman jusrtu akan memperkaya budaya bangsa Indonesia, walaupun berbeda-beda tetapi kita tetap satu jua.
Sri Sultan HB X menyambut hangat anak TK
Sambutan Sultan HB X
Tidak ada komentar:
Posting Komentar